Apresiasi patut
diberikan kepada polisi lalu lintas Indonesia. Polisi lalu lintas Indonesia di
Jakarta misalnya, telah berupaya mengurai kemacetan di kota tersebut. Upaya
seperti penyuluhan, pengaturan arus lalu lintas yang periodik, hingga kerja
sama dengan berbagai pihak telah dilakukan. Bahkan, pembentukan Pusat
Pengendali Lalu Lintas yang lebih dikenal dengan NTMC telah dilakukan. Begitupun dengan inovasi teknologi seperti pembuatan akun di media sosial guna
memperbarui informasi lalu lintas serta pembuatan aplikasi Traffic Management
Centre (TMC) di Smartphone juga telah dibuat. Akan tetapi, kemacetan
merupakan masalah rumit yang melibatkan banyak pihak dalam penyelesaiannya.
Kerja sama dan koordinasi dengan pemerintah provinsi, Organisasi Angkutan Darat
(Organda), maupun Kementerian Perhubungan dan Kementerian Pekerjaan Umum dalam
hal pengadaan transportasi massal yang berkualitas, pelebaran jalan, maupun
pembatasan kendaraan perlu ditingkatkan.
Selain kerja sama di antara
instansi pemerintah, perlu adanya dukungan dan kesadaran masyarakat dalam
menyelesaikan permasalahan "macet" ini. Faktor ini penting karena masyarakat
merupakan pelaku dan penderita utama dalam masalah ini. Upaya penumbuhan kesadaran
tidak hanya dapat dilakukan melalui iklan masyarakat maupun penyuluhan rutin.
Pembuatan lomba menulis blog seperti yang dilakukan dalam rangka ulang tahun
lalu lintas ini juga baik dilaksanakan demi meningkatkan kepedulian masyarakat.
Selain itu, instansi polisi lalu lintas dapat menggunakan media seperti film
untuk menyemarakkan usaha pembangunan kesadaran ini. Film tidak harus bertema
lalu lintas, akan tetapi di dalamnya terdapat pesan seperti dampak negatif
kemacetan pada bidang ekonomi maupun kesehatan. Lebih baik bila film ini juga
dikompetisikan, sehingga masyarakat semakin peduli dan berperan aktif. Film
yang dihasilkan dari kompetisi juga dapat lebih bervariasi dan terkesan tidak
menggurui. Karena film ini berasal dari masyarakat dan untuk masyarakat.