Rabu, 22 Januari 2014

Mau Ke mana Lagi

Sudah hentikan langkahmu
stop mengemis rasa pada orang-orang
apa kau tak sadar,
luka rindumu kian membesar

semakin jauh kau merantau
makin jauh kau tinggalkan aku
makin dan semakin..,
masih sanggup tahan pilu rasa?

Mau melangkah ke mana lagi?
Sudahlah, kembali saja ke hati yang sepi ini
baru mulai melangkah lagi  


Sabtu, 18 Januari 2014

Cintaku Sederhana



Hanya butuh pena dan tulis cinta
Pada selembar kertas kumal
Nan kotor

Cintaku sederhana
Menghias kota
Dengan imajinasi kecil
Dari tulisanku

Cintaku sederhana
Tentang angan
Muncul begitu saja
Cepat dan pendek
Dalam ketikan 
Tuts tua mesin ketik

Cintaku sederhana
Dalam sebuah bingkai esai
Aku bicara tentang Negara, agama, dan budaya

Cintaku sederhana
Seperti alam pada kita
Hanya memberi dan jarang menerima
Kerja alam seperti menulisku
Kadang buruk, namun sering berpikir positif

Cintaku sederhana
Terungkap sebuah rasa indah
Tentang murka, gundah, atau bahagia
Semua terangkai dalam pilihan kata sang penulis

Rabu, 15 Januari 2014

Surat Untukmu

Kota Perak, 14 Jan 2014


Assalamu'alaikum belahan jiwa,

Sebelum kita nanti saling melengkapi dan membentuk jiwa yang utuh, ada sepenggal cerita yang ingin kusampaikan melalui surat ini. Simak dengan kalbu ya.

Dulu ketika masih SMA, aku mendapatkan sebuah nasihat menarik dari guru agamaku. Beliau menyampaikan bahwa tidak ada istilah "pacaran" dalam agama Islam. Karena itu beliau pun menyarankan kami siswanya untuk menjauhi hal tersebut. Tapi ketika seorang siswa bertanya tentang bagaimana mengendalikan rasa cinta anak muda yang sedang bergairah, guru agamaku dengan bijak berkata:

"Salurkan dengan berdoa. Maksud bapak, kalian memang tidak diperkenankan untuk pacaran. Akan tetapi kalian tetap boleh meminta jodoh kepada Alloh. Caranya? Dengan berdoa. Salurkan gairah cinta kalian untuk lantunkan doa yang khusyuk. Konsistenlah dan InsyaAlloh, Alloh akan mengabulkannya. Ingat Alloh lebih suka amalan dari anak muda yang masih sering tergoda dunia daripada tua renta. Jadi tidak ada salahnya sambil kalian menggapai cita-cita, coba sisipkan permohonan jodoh dalam tiap doa kalian, dan kalian boleh mulai dari sekarang. Hanya kepada Allohlah tempat meminta".

Sejak itu, aku jadi semangat menemukan kau belahan jiwaku. Proses penemuan pun dimulai dengan berusaha konsisten berdoa setelah sholat. Agar saat bertemu tidak mengecewakan, aku ungkapkan kriteria pasangan idaman dalam lantunan doa. Aku berharap proses ini mendapat ridhoNya. Sehingga apa yang diucapkan dalam doa menjadi nyata.

Selain sepenggal kisah tadi, melalui surat ini aku juga ingin berdoa, semoga Alloh menjadikan hambaNya yang hina ini mendapat pasangan serasi yang beriman pada Alloh. Sehingga ijab qabul nanti bukan hanya formalitas yang berpijak pada binar cinta, namun juga sebuah langkah awal untuk menguatkan semangat dalam beribadah. Amin.

Wassalamu'alaikum..,

Nb: Untuk seseorang yang belum ditemukan. Banyak berdoa ya..., 





Rabu, 01 Januari 2014

Ternyata Cepat

"Nah itu ru anak mama, baru dua bulan udah bisa ngelupain mantan dan ceria kayak biasanya. Tapi mama sempet kaget juga. Biasanya kan kamu bisa galau sampe setahun penuh."

"Ah mama bisa aja. Kali ini aku udah punya resep jitu yang kudapat dari internet."

"Oh gitu. Eh tapi bukannya mama mau ingetin kamu sama mantanmu itu. Tapi kamu udah baca koran pagi ini?"

"Ada berita apa Ma?"

"Ih mama miris juga mau cerita. Kata berita di koran, pagi tadi mantanmu ditemukan tewas tertusuk di taman kota. Bukannya itu tempat jadian kalian dulu? Kok bisa ya? Kasihan anak itu."

"Ohh.., itu hanya kebetulan yang mengerikan Ma."

Aku berujar santai sambil melirik jaket hitam di pojok kamar. Sebuah gagang pisau terlihat menyembul di sakunya.



 

TETANGGAKU



"Hai Rin, ru pulang?" Sapa seorang lelaki mengagetkanku.
"Oh, kamu Rud. Aku kira siapa. Iya nih, harusnya libur tapi ada tugas tambahan. Eh mau tahun baruan ke mana, kok dah bawa bekal?" Tanyaku sembari menunjuk ke arah terompet yang dipegangnya.
"Cuma mau ke lapangan depan kompleks kok", jawabnya datar.

TEEET TEETT DUEER DUEERR..,

Suara terompet dan mercon yang mulai beradu membuat bising telingaku. Beberapa menit lagi pergantian tahun akan bergulir.

"Udah cepet sana, itu udah ramai", ujarku pada tetangga baruku ini.

Rudi memasukkan terompetnya ke tas. Tanpa sengaja kulihat warna merah di punggung tangannya. Aku penasaran.

"Rud, warna merah di tanganmu?" tanyaku.
"Oh, ini darah..."

Tiba-tiba Handphoneku berbunyi. Ternyata suara ayah di seberang. Karena berisik, aku setel loudspeaker.

"Rin, kamu hati-hati ya pulangnya. Tadi baru saja ada tragedi. Rudi, tetangga kita itu baru saja menusuk istrinya. Untung saja istrinya masih bisa tertolong. Tapi Rudinya kabur sekarang. Kamu jangan lewat jalan sepi ya."

Segera kulihat Rudi. Rudi menyeringai seram. Terompet yang tadi dimasukkan kini sudah digenggam di salah satu tangan. Tangan lainnya mengeluarkan sebilah pisau dari lubang terompet. Pisau itu berlumuran darah. Sekarang aku tahu darimana darah di tangan Rudi berasal.

TEETTT..,