Kamis, 15 Mei 2014

Aktualisasi Diri Itu..., Kebutuhan



Abraham Maslow melalui "Piramid Kebutuhan" menjelaskan bahwa kebutuhan manusia itu bertingkat dan tingkat tertingginya adalah kebutuhan akan aktualisasi diri (www.ruangpsikologi.com, 2010). Senada dengan Maslow, walau dengan ungkapan yang berbeda, Undang-Undang Dasar negara ini juga mengakui adanya kebutuhan ini. Hal ini terbukti dengan adanya Pasal 28C yang pada intinya memberikan kesempatan pada warga negara untuk mengembangkan diri. Dua pernyataan di atas menandakan bahwa kebutuhan untuk mengekspresikan diri begitu penting bagi individu.

Apalagi bila kita mengerucutkan individu sebagai sosok remaja atau kaum muda. Kaum muda yang sering dianggap labil pada usianya, seharusnya mendapat tempat lebih untuk ekspresi diri. Ini penting mengingat kelabilan bila tidak diperhatikan secara seksama cenderung menjerumuskan pada hal yang negatif. Karena itu seharusnya pihak terkait mulai peduli dengan kondisi ini. Kondisi yang diciptakan agar kaum muda mampu memenuhi kebutuhan aktualisasi diri yakni dengan mengeluarkan bakat dan menunjukkan kemampuannya. Salah satu cara yang dapat dilakukan agar kondisi ini tercipta adalah dengan memerbanyak kompetisi.

Nampaknya kebutuhan akan kompetisi ini ditangkap secara jeli oleh www.uzone.co.id. UZone sebagai portal aplikasi digital yang diluncurkan PT. Telkom mengadakan sebuah kompetisi menarik bertajuk "UZone Digital Icon atau Indonesia Digital Icon (IDI)". Kompetisi ini merupakan ajang pencarian artis baru yang memiliki bakat dalam bidang musik baik itu penyanyi, pemain musik bahkan pencipta lagu semua berhak untuk ambil bagian dalam kompetisi ini (www.telkom.co.id, 2013). Agar berbeda, menarik minat, dan mendapat peserta berkualitas, Indonesia Digital Icon menggunakan format digital. Digital karena peserta harus mengunggah video berisi bakatnya ke situs. Setelah ada di situs, video ini nantinya akan diseleksi oleh para juri. Hasil seleksi akan ditampilkan dan bisa divote oleh para pengunjung situs.

Selain teknologi, kualitas kompetisi ini juga terlihat dari terlibatnya tiga juri yang berpengalaman di bidang musik yakni Ahmad Dhani, Lilo KLa dan Tata Janeeta. Untuk menjadikan kompetisi ini tidak "asal ada juara terus bubar", maka hadiah yang diberikan pun sifatnya berkelanjutan. Hadiahnya adalah para pemenang akan menjadi artis di bawah bendera Republik Cinta Management (RCM) milik Ahmad Dhani. Selain itu, untuk menambah gengsi ajang ini, para pemenang Indonesia Digital Icon berkesempatan untuk tampil di grand show Indonesia Digital Icon bersama musisi papan atas Indonesia. Mengenai kemegahan Grand Final DIGITAL ICON INDONESIA dapat disaksikan melalui live streaming UseeTV di http://goo.gl/b24z6t. Akan tetapi bila ingin merasakan suasananya secara langsung, tiket tersedia di http://goo.gl/fdlWGc.

Akan tetapi, poin penting yang perlu dilihat dari kompetisi berhadiah puluhan juta ini bukan kemewahan hadiah yang ditawarkan. Poin yang perlu diperhatikan adalah kepedulian. Kepedulian akan semangat kaum muda yang ingin mengasah bakat terpendam. Kepedulian akan kemauan kaum muda untuk meraih kestabilan jiwa. Terlebih penting lagi kepedulian akan ruang ekspresi dan kebutuhan pengembangan diri. Tinggalkan kelabilan dan segera gabung di http://www.youtube.com/watch?v=2lW5pUt49iI.


Sumber Pustaka
http://ruangpsikologi.com/dunia-kerja/hirarki-kebutuhan-manusia-dari-maslow/
http://www.telkom.co.id/telkom-selenggarakan-indonesia-digital-icon.html  


Tulisan ini diikutkan dalam Digital Icon Blogging Competition