Senin, 30 September 2013

Kilatnya Ekspress, Khayalanku



Menurutku khayalan takkan pernah lepas dari impian. Mungkin khayalan dianggap terlalu mengada-ada dan impian dianggap sesuatu yang realistis. Anggapan ini wajar-wajar saja. Sewajar bila ada yang menganggap khayalan adalah awal mula dari terciptanya impian. Maksudnya, khayalan bisa saja ngawur atau di luar nalar, akan tetapi bila digunakan pada tempatnya (kaya’ buang sampah aja hehehe), bisa jadi sebuah kekuatan untuk mewujudkan impian. Contohnya nih, adanya pesawat bisa jadi bermula dari adanya khayalan untuk terbang seperti burung. Kita tidak mungkin jadi burung, tapi kita mampu terbang sekarang. Nah, khayalanku ini ada juga hubungannya sama impianku. Ya, impianku menjadi seorang pengusaha di bidang pengiriman surat dan paket.

Impianku ini ada sejak aku mulai gemar menulis di usia 12 tahun. Ketika menulis, ada satu tahapan yang cukup kusukai yakni mengirim naskahku. Saat-saat aku harus menulis tiga hari sebelum deadline (agar kiriman sampai tepat waktu), atau pas ngantri di loket paket kiriman kilat, dan deg-degan saat tahu biaya pengirimannya berapa (maklum dompet tipis).
 
Ketika di kantor pos inilah aku semakin tertarik pada dunia pengiriman. Aku takjub ketika melihat kakak-kakak cantik mengetik alamat secepat kilat di keyboard, suara “dok” dari stempel cap, bapak-bapak yang bekerja cepat membungkus paket, dan orang-orang yang membawa bungkusan-bungkusan besar dan resi pengiriman. Suasana hiruk pikuk ini membuatku nyaman sambil menunggu antrian.
Kesukaanku semakin membumbung tinggi saat kakakku menjadi filatelis dan omku jatuh cinta. Momen ketika berburu perangko atau melihat omku menanti surat dari sang kekasih, membuatku semakin cinta akan dunia pengiriman ini.
Sejak itulah aku bermimpi menjadi pemilik sebuah jasa pengiriman kelak. Impianku ini didasarkan pada niat untuk membantu orang lain. Seneng banget bisa melihat ekspresi kelegaan para pencari kerja saat berhasil mengirim berkasnya atau mahasiswa yang tersenyum bahagia karena mendapat kiriman uang.
Akan tetapi, agar usahaku sukses dan bertahan lama nanti, aku harus membuat inovasi baru. Rencananya usaha pengirimanku nanti bernama “Kilatnya Express” dengan slogannya “Sebelum langkah kelima tinggalkan loket, kiriman anda telah sampai ke tujuan”. Lalu apa yang baru?
Agar berbeda, usahaku nanti memakai jasa para “Jumper”. Tahu kan film Jumper tahun 2008 yang ada Kristin Stewart maen di dalamnya? Nah, merekalah yang akan mengantar surat ke alamat tujuan. Dengan teknologi semacam “pintu kemana saja Doraemon” dan teknik ninja “Hiraishin” milik Hokage keempat ayahnya Naruto, kiriman paket atau surat dapat sampai dalam hitungan detik. Ini akan sangat membantu bagi mereka yang kebingungan karena butuh cepat dan urusan mendadak. Syaratnya pengirim harus memunyai foto dari tempat tujuan. Ini berlaku bagi pengiriman pertama ke suatu tempat. Cara kerjanya, setelah paket dan foto diserahkan, jumper akan melihat foto dan membayangkan tempat tersebut. Maka wuttt..., dia sudah akan ditempat tersebut dan menyerahkan kiriman pada penerima. Setelah itu para jumper ini akan menempelkan benda khusus yakni perangko yang dialiri chakra (semacam tenaga dalam), agar teknik Hiraishin bisa berjalan.

Penggunaan teknik ini agar pengirim tidak perlu membawa foto lagi untuk pengiriman yang kedua. Selain itu, teknik ini digunakan untuk pengiriman yang bersifat daerah dan bukan tempat. Berikut ini akan disebutkan ketentuan, manfaat, dan paket yang akan disediakan di perusahaanku nanti.


Ketentuan:
Pengirim harus membawa foto tempat tujuan (terutama untuk pengiriman bersifat spesifik)
Penulisan alamat harus jelas agar tidak terjadi kekeliruan
Pastikan bungkusan kiriman kuat dan aman
Dilarang mengirimkan benda-benda yang dilarang hukum (obat-obatan terlarang, senjata, dll)
Tidak menerima pengiriman manusia
Tidak menerima pengiriman lintas waktu
 
Manfaat:
Kiriman bisa sampai tepat waktu bagi anda yang membutuhkan jasa pengiriman di bawah satu hari
Kiriman sampai tidak hanya pada alamat tertentu, bahkan orang yang anda tuju bisa langsung menerimanya
Jasa kiriman ini melingkupi semua tempat di bumi, tanpa biaya tambahan lintas negara
Murah, aman, cepat, dan berasuransi
Anda bisa mengirimkan likuid (cairan) tanpa tumpah 

Paket:
Kejutan, pengiriman ini disediakan bagi anda yang ingin memberikan kejutan bagi orang terkasih, kado kejutan akan sampai bahkan di kamar sekalipun. Syaratnya bawa foto detail tempat tujuan dan serahkan pada petugas loket. Harga tergantung berat kiriman dan spesifikasi tempat
Teritori, pengiriman ini bersifat daerah, sehingga benda kiriman hanya sampai pada alamat yang dituju. Syaratnya, tulis alamat lengkap pada bungkusan yang akan dikirim
Slow aja, pengiriman jenis ini digunakan bagi pengirim yang ingin tetap menggunakan jasa pengiriman konvensional. Kami bekerja sama dengan seluruh perusahaan pengiriman dan pos di tingkat nasional dan internasional, bila ingin tetap ingin menikmati lamanya pengiriman, para jumper akan membawa kiriman ke kantor pengiriman di daerah tujuan

Oh iya, khayalan saya ini bukan tak berdasar lho. Pernah ada peristiwa pada tahun 1990 dan 1991, yakni penemuan korban kapal Titanic yang tenggelam pada tahun 1912. Di tingkat nasional sendiri, coba cari berita tentang Bus Pahala Kencana dan beberapa truk yang tiba-tiba ada di tengah hutan, padahal sebelumnya mereka masih berjalan di Jalur Pantura. Bahkan banyak juga film yang mengangkat kisah tentang adanya lorong waktu yang membuat manusia berpindah cepat ke suatu tempat dan bahkan lintas waktu. Seperti film "The One" yang diperankan oleh Jet Lee. Di film ini, manusia bahkan dapat berpindah galaksi dengan suatu alat. 

Demikian khayalan saya, jangan ditanggapi terlalu serius ya. Namun seperti yang disampaikan di awal, jangan takut untuk berkhayal, karena sapa tau khayalan kita dapat terwujud walau dengan bentuk yang berbeda.
 
   

Khayalan ini diikutsertakan dalam GiveawayKhayalanku oleh Cah Kesesi Ayutea

Minggu, 29 September 2013

Perubahan Itu Pelangi Kehidupan

Resensi Novel "Rainbow"
Penulis: Eni Martini
Penerbit: PT Elex Media Komputindo
Tahun Terbit: 2013
Jumlah Halaman: 201 Halaman


Semoga buku ini dapat menjadi cerita yang menitipkan makna, aamiin”. Kalimat inilah yang disampaikan penulis di halaman pengantar novel Rainbow. Sebuah harapan menggelitik. Harapan ini seolah-olah menjadi penekanan, bahwa novel ini bukan sekedar cerita yang ditulis untuk “diakhiri”. Akan tetapi ada misi penulis untuk menyampaikan sebuah pesan. Pesan tentang dinamika kehidupan. Ya, tentang dinamika kehidupan inilah novel ini akan bercerita.

Cerita dimulai ketika pernikahan Keisha dengan Akna berjalan begitu sempurna. Mereka sangat bahagia walau Tuhan belum mengkaruniai anak pada keluarga baru ini. Keceriaan rumah tangga Keisha mulai diuji dengan sebuah musibah. Ketika momen berbahagia pasangan yang saling mencintai ini akan berlangsung, tiba-tiba Akna mengalami kecelakaan mobil. Akibat kecelakaan ini, salah satu kaki Akna harus diamputasi.

Akan tetapi, operasi amputasi tak menyelesaikan “ujian” bagi Akna dan Keisha. Setelah diperbolehkan pulang dari rumah sakit, terjadi perubahan sikap drastis pada Akna. Rasa frustasi kehilangan kakinya, membuat Akna yang tadinya ceria dan lembut menjadi begitu dingin dan pemarah. Sikapnya ini ditunjukkan pada seluruh orang di dekatnya, termasuk istri yang ia kasihi, Keisha.

Keisha yang dalam keadaan sedih karena keadaan sang suami, menjadi kian sedih dan bingung. Dulu Keisha bisa leluasa bersandar pada pelukan hangat Akna. Kini Keisha justru tak pernah disentuh dan sering ditatap sinis. Belum lagi sikap Akna yang menutup diri, membuat berbagai usaha Keisha untuk membangkitkan semangat suami selalu gagal. Berulang kali gagal, Keisha dituntut untuk memutuskan dari berbagai pilihan sulit. Pilihan yang mempertaruhkan nasib bahtera keluarganya.

Keluarga memang menjadi pusat penceritaan Rainbow. Novel seakan memberi tekanan pada istilah hukum roda kehidupan, “terkadang di atas dan siap-siaplah suatu saat jatuh ke bawah”. Hukum tentang perubahan ini juga berlaku pada sebuah keluarga, sebuah tahapan kehidupan yang mungkin dikatakan mapan. Penekanan ini ditunjukkan dengan alur maju mundur yang digunakan penulis. Di beberapa bagian diselipkan flashback kenangan Keisha dan Akna sebelum kecelakaan yang bertolak belakang dengan kenyataan setelah kecelakaan.

Novel ini juga mengajak pembaca melihat ujian kehidupan secara lebih manusiawi. Gaya penulisan romantis dan sendu yang diusung, berusaha mengundang rasa haru pembaca mengenai perjuangan Akna dan Keisha lepas dari cobaan. Cara pandang ini semakin lengkap dengan penggambaran apa yang dirasakan baik Akna maupun Keisha. Pergolakan batin kedua tokoh ini membuat novel karangan Eni Martini ini menjadi hidup. Sebuah nilai tambah bagi Rainbow.

Kelebihan lain terletak pada penulisan bab dan subbab pada novel. Semua bab dibuat berhubungan erat dengan judul dan subbab dibuat penulis untuk mempermudah pembaca memahami apa yang disampaikannya. Semakin baik dengan adanya kelitian penulis menerangkan tentang “alat” yang memperkuat cerita seperti masakan kesukaan Akna, makanan khas Batak, cara kredit, dan cara membangun usaha. Walaupun terlalu mendetail, akan tetapi ketelitian ini menunjukkan bahwa novel dikerjakan dengan sungguh-sungguh.

Sayangnya kelebihan tadi masih “diganggu” dengan adanya beberapa kesalahan pengetikan kata. Selain itu penggunaan huruf pada cerita sangat “biasa”. Padahal judul bab dibuat dengan huruf cantik dan dihias meriah. Beruntung penulis menyisipkan suasana berbeda (isi sms misalnya) dengan jenis huruf yang berbeda. Selain itu juga dibantu dengan adanya penggalan lirik lagu yang memperkuat cerita dan bukan tempelan semata.

Walau terkadang penulis terlalu “asyik” bercerita tentang detail kecil, tetapi teknik kejut yang digunakan di awal dan beberapa bagian novel membuat novel ini tidak membosankan. Semakin tidak membosankan dengan adanya gambar payung sebagai penafsiran Rainbow di sampul novel dan awal bab. Sebuah penggambaran pelangi yang unik dan tak biasa.

Yap, sungguh karya yang menarik. Novel yang ber-tagline “akan selalu ada kesempatan kedua” ini membuka kesempatan bagi kita untuk mengetahui bahwa dunia berputar dan ada jalan keluar untuk setiap masalah. Namun Tuhan akan selalu menguji kita untuk melihat kualitas kita sebagai hambanya. Jadi bersiap-siaplah, kehidupanmu bisa berubah, satu detik ke depan saja                


Resensi ini diikutkan dalam Lomba Review novel Rainbow Eni Martini