Minggu, 15 September 2013

Pisang, Penyelamat Keluargaku



Pohon pisang sangat akrab dengan keluargaku. Selain karena buahnya merupakan santapan kegemaran anggota keluarga, pohon ini pernah beberapa kali menyelamatkan adik-adikku. Dua peristiwa yang paling kuingat. Pertama, saat adik bungsuku berlatih mengendarai sepeda denganku. Adikku yang masih kelas satu SD waktu itu, mulai lancar menggenjot pedal dan mengendalikan stang sepeda. Akan tetapi, aku masih memegang sadel sepedanya agar ia tak jatuh. 

Minggu pagi, ketika berlatih di jalan kampung, aku berniat melepas peganganku. Benar saja, adikku bisa seimbangkan diri dan tak jatuh. Dia senang bukan main karena bisa mengendarai sepeda. Saking senangnya, sambil tertawa dia kayuh sepeda sekencang-kencangnya. Di sinilah hal buruk itu terjadi. Tanpa sadar adikku mendekati belokan jalan kampung yang disebelahnya ada kebun. Kecepatannya tak berkurang. Aku tak sempat menghentikannya karena jarakku cukup jauh. "Awasss...," teriakku. Terlambat, karena adikku belum bisa belok, sepeda adikku bablas nembus pinggir jalan, meloncat ke arah kebun. Bukan hanya itu, karena dia belum bisa ngerem juga, kecepatan sepeda tak berkurang. Adikku dan sepedanya meluncur deras ke arah jogangan di tengah kebun yang setauku cukup dalam. Aku panik bukan kepalang. "Aaaaa..., brukkk, "


Aku berlari menyusulnya secepat aku bisa. Saat sampai di pinggir lubang, dengan takut-takut kulihat adikku. Sepeda mungil menindih kakinya. Tapi aku heran, adikku malah senyum-senyum. Dia bilang dia tidak apa-apa. Ketika aku menolongnya dan mengangkat sepedanya, aku baru sadar kalau lubang ini tidak terlalu dalam. Setelah kulihat ke bawah, ternyata ada banyak debog yang menumpuk cukup tinggi. Batang pisang menjadikan lubang dangkal dan menciptakan landasan pendaratan yang empuk untuk adikku. Syukurlah, tidak ada luca lecet sama sekali di badannya. Coba saja lubang itu kosong, tentu adikku bisa terluka karena jatuh di tanah yang keras dan dalam. Batang pisang ini telah menolong adikku.


Berikutnya, saat adik keduaku memanen pisang di dekat rumah bersamaku dan bapak. Pohon pisang ini cukup tinggi, mungkin sekitar 3 meter. Adikku naik ke pohon karena letak pisang cukup tinggi. Sedangkan aku dan bapak di bawah berjaga jika pisang jatuh. Tandan pisang yang dipanen cukup besar, mungkin terdiri dari puluhan pisang dan pastinya sangat berat.


Dengan cepat adikku menaiki tangga kayu yang disandarkan di pohon pisang. Berbekal parang tajam, adikku sudah mencapai tandan pisang yang akan dipanen. Saat tengah asik menebang batang tandan, tiba-tiba terdengar suara derak kayu yang patah. Ternyata kayu tangga tempat adikku menapak patah. Mungkin karena menahan berat dan sudah lapuk. Seketika tangga ambruk dan adikku ikut jatuh. Untung saja, adikku masih sempat bergelantungan pada tandan pisang yang baru ia tebang tadi. 

Beberapa detik kemudian, batang tandan yang baru tertebang separo, ikut meliuk patah. Tapi adikku dan bapak sudah siap. Adik meloncat dan ditangkap bapak. Selain tangan pegal dan kaget setengah mati, selebihnya adikku baik-baik saja. Syukur masih sempat bergelantungan tandan pisang, kalau tidak pasti adikku jatuh langsung dari ketinggian 3 meter. Terima kasih tandan pisang. 
        

Sayang pohon pisang tempat adik keduaku jatuh sudah tidak ada, namun sekarang keluargaku menanam tiga pohon pisang lagi. Semoga cepat berbuah.



Sekilas tentang pisang

Pohon ini memiliki begitu banyak manfaat. Batang pohonnya bila dijejer dan diikat dengan tali dapat dijadikan rakit sederhana. Daunnya bisa dijadikan bungkus masakan seperti pepes dan obat luka bakar. Sedangkan batang daunnya, dengan sedikit kreasi, bisa dibuat pistol mainan. Jantung pisang juga bisa jadi bahan masakan. Buahnya sendiri mengandung banyak vitamin dan bermanfaat untuk mengurangi berat badan (diet), sumber tenaga, dan santapan yang baik untuk ibu hamil, penderita anemia, dan penderita maag.









Sumber referensi foto dan sekilas tentang pisang: http://kebunpisang.com/



Jogangan: tanah yang digali membentuk lubang segiempat, biasanya untuk membakar sampah

Debog: batang pohon pisang (biasanya yang sudah mati atau ditebang)

     

Tidak ada komentar:

Posting Komentar