Kamis, 07 November 2013

Rencana Besar, Sebuah Misteri



Resensi Novel "Rencana Besar"
Judul Buku: Rencana besar

Penulis: Tsugaeda

Penerbit: PT Bentang Pustaka

Tahun Terbit: 2013

Jumlah Halaman: 369 Halaman

No. ISBN: 978-602-7888-65-4


Pertama kali melihat buku ini, saya menyangka buku ini akan bercerita mengenai motivasi hidup. Judulnya yang “Rencana Besar” itu membuat saya berpikir isi buku ini seputar tips dalam menyusun rencana untuk menggapai cita-cita yang disisipkan dalam sebuah cerita fiksi. Akan tetapi ketika saya membaca beberapa halaman awal buku, saya salah. Buku ini bukan seperti yang dibayangkan. Buku “Rencana Besar” adalah sebuah novel misteri.


Berkaitan dengan misteri, saya jadi teringat akan pendapat Stewart Beach yang dikutip oleh Mohammad Diponegoro dalam bukunya “Yuk, Nulis Cerpen Yuk”. Stewart berpendapat bahwa cerita misteri ialah cerita di mana suatu keadaan misterius menuntut diselesaikan oleh tokoh-tokoh peran tertentu (2003, 164). Pendapat ini dikuatkan oleh sang penulis, Mohammad Diponegoro dengan pernyataan bahwa dalam cerita misteri yang penting adalah rahasia, bukan kejahatan, dan pengungkapan rahasia (2003, 165).


Dua prinsip – yakni rahasia dan pengungkapan rahasia inilah yang menurut saya cukup berhasil dimunculkan dalam novel karangan Tsugaeda ini. Prinsip pertama tentang rahasia sudah tercium di prolog novel ini melalui obrolan karakter wanita dan laki-laki berikut ini.
“Aku akan membatalkannya.”

“Membatalkan apa?”

“Kau tahu maksudku.” (hal. 2)

Apa yang akan dibatalkan dan siapa sebenarnya yang sedang berbincang ini? Sebuah rahasia telah “disentilkan” penulis di awal novel. Pembaca harus menelusuri halaman berikutnya untuk mengetahui rahasia ini.


Prinsip kedua tentang pengungkapan rahasia akan terlihat di bab-bab awal. Rahasia akan mulai diungkap oleh karakter bernama Makarim Ghanim seorang konsultan handal dalam bidang manajemen sumber daya, yang secara “kebetulan” diminta oleh sahabatnya, Agung Suditama, untuk menyelidiki kasus pembobolan uang Bank Universal Bank of Indonesia (UBI) yang dipimpinnya. Makarim yang sempat ragu untuk menerima pekerjaan karena bukan keahliannya, semakin curiga lantaran ada beberapa kejanggalan dalam kasus UBI ini. Dia pun nantinya akan ikut masuk dalam lingkaran misteri dan mencoba menyelesaikannya.


Selain berhasil dalam dua hal di atas, Tsugaeda mampu memberikan detail yang baik dalam novelnya. Latar dunia perbankan yang dipilih, mampu dijelaskan dengan bahasa orang awam. Istilah-istilah dunia bank dapat digunakan sesuai proporsi dan kebutuhan alur cerita. 


Lebih menarik karena bahasa yang digunakan dalam novel ini formal, bahkan dalam perbincangan antar tokohnya. Walaupun begitu, cerita dapat dibuat tetap mengalir dengan santai dan tidak kaku. Kekakuan mungkin baru terasa saat penulis mulai menjalankan flashback di bab-bab akhir. Kenangan dari masing-masing tokoh seperti Reza, Amanda, dan Rifad seolah dipaksa keluar dengan pergantian bab dan tanggal. Kekakuan ini yang menjadi sedikit “celah” dalam novel ini.


Akan tetapi celah ini tertutupi oleh sebuah poin penting dalam sebuah cerita misteri, yakni logika bercerita. Logika sangat penting dalam sebuah cerita fiksi, apalagi misteri. Kesuksesan penulis membuat logika cerita inilah yang membuat adanya kesalahan teknis penulisan kata dan kekurangan lain menjadi tersamarkan. Logika yang terlihat salah satunya adalah bagian tentang “GPS” milik Amanda.

Akhirnya, saya yang juga penyuka cerita misteri dan detektif mengatakan novel ini satu dari sedikit novel misteri Indonesia yang berkelas. Semoga ini menjadi langkah baru setelah era S. Mara Gd. Saya katakan novel ini “misteri di atas misteri”.

Daftar Pustaka

Diponegoro, Mohammad. 2003. Yuk, Nulis Cerpen Yuk. Yogyakarta: NeoSantri

1 komentar:

  1. jadi penasaran dengan kisah Reza, Amanda dan Rifad..pingin punya bukunya...
    btw- maaf, numpang promo , aku lagi buat GA loh.... siapa tahu berkenan untuk ikutan...
    http://hariyantowijoyo.blogspot.com/2013/10/masuk-neraka-siapa-takut.html
    salam :-)

    BalasHapus