Resensi Novel "Rencana Besar"
Judul Buku: Rencana besar
Penulis: Tsugaeda
Penerbit: PT Bentang Pustaka
Tahun Terbit: 2013
Jumlah Halaman: 369 Halaman
No. ISBN: 978-602-7888-65-4
Pertama kali melihat buku ini, saya menyangka buku ini akan
bercerita mengenai motivasi hidup. Judulnya yang “Rencana Besar” itu membuat
saya berpikir isi buku ini seputar tips
dalam menyusun rencana untuk menggapai cita-cita yang disisipkan dalam sebuah
cerita fiksi. Akan tetapi ketika saya membaca beberapa halaman awal buku, saya
salah. Buku ini bukan seperti yang dibayangkan. Buku “Rencana Besar” adalah
sebuah novel misteri.
Berkaitan dengan misteri, saya jadi teringat akan pendapat Stewart
Beach yang dikutip oleh Mohammad Diponegoro dalam bukunya “Yuk, Nulis Cerpen
Yuk”. Stewart berpendapat bahwa cerita misteri ialah cerita di mana suatu
keadaan misterius menuntut diselesaikan oleh tokoh-tokoh peran tertentu (2003,
164). Pendapat ini dikuatkan oleh sang penulis, Mohammad Diponegoro dengan
pernyataan bahwa dalam cerita misteri yang penting adalah rahasia, bukan
kejahatan, dan pengungkapan rahasia (2003, 165).
Dua prinsip – yakni rahasia dan pengungkapan rahasia inilah
yang menurut saya cukup berhasil dimunculkan dalam novel karangan Tsugaeda ini.
Prinsip pertama tentang rahasia sudah tercium di prolog novel ini melalui obrolan
karakter wanita dan laki-laki berikut ini.
“Aku akan membatalkannya.”
“Membatalkan apa?”
“Kau tahu maksudku.” (hal. 2)
Apa yang akan dibatalkan dan siapa sebenarnya yang sedang
berbincang ini? Sebuah rahasia telah “disentilkan” penulis di awal novel.
Pembaca harus menelusuri halaman berikutnya untuk mengetahui rahasia ini.
Prinsip kedua tentang pengungkapan rahasia akan terlihat di
bab-bab awal. Rahasia akan mulai diungkap oleh karakter bernama Makarim Ghanim seorang
konsultan handal dalam bidang manajemen sumber daya, yang secara “kebetulan”
diminta oleh sahabatnya, Agung Suditama, untuk menyelidiki kasus pembobolan
uang Bank Universal Bank of Indonesia (UBI) yang dipimpinnya. Makarim yang
sempat ragu untuk menerima pekerjaan karena bukan keahliannya, semakin curiga
lantaran ada beberapa kejanggalan dalam kasus UBI ini. Dia pun nantinya akan
ikut masuk dalam lingkaran misteri dan mencoba menyelesaikannya.
Selain berhasil dalam dua hal di atas, Tsugaeda mampu
memberikan detail yang baik dalam novelnya. Latar dunia perbankan yang dipilih,
mampu dijelaskan dengan bahasa orang awam. Istilah-istilah dunia bank dapat
digunakan sesuai proporsi dan kebutuhan alur cerita.
Lebih menarik karena bahasa yang digunakan dalam novel ini
formal, bahkan dalam perbincangan antar tokohnya. Walaupun begitu, cerita dapat
dibuat tetap mengalir dengan santai dan tidak kaku. Kekakuan mungkin baru
terasa saat penulis mulai menjalankan flashback
di bab-bab akhir. Kenangan dari masing-masing tokoh seperti Reza, Amanda, dan Rifad
seolah dipaksa keluar dengan pergantian bab dan tanggal. Kekakuan ini yang
menjadi sedikit “celah” dalam novel ini.
Akan tetapi celah ini tertutupi oleh sebuah poin penting
dalam sebuah cerita misteri, yakni logika bercerita. Logika sangat penting
dalam sebuah cerita fiksi, apalagi misteri. Kesuksesan penulis membuat logika
cerita inilah yang membuat adanya kesalahan teknis penulisan kata dan
kekurangan lain menjadi tersamarkan. Logika yang terlihat salah satunya adalah bagian tentang
“GPS” milik Amanda.
Daftar Pustaka
Diponegoro, Mohammad. 2003. Yuk, Nulis Cerpen Yuk. Yogyakarta: NeoSantri
jadi penasaran dengan kisah Reza, Amanda dan Rifad..pingin punya bukunya...
BalasHapusbtw- maaf, numpang promo , aku lagi buat GA loh.... siapa tahu berkenan untuk ikutan...
http://hariyantowijoyo.blogspot.com/2013/10/masuk-neraka-siapa-takut.html
salam :-)